Powered By Blogger

13 Oktober, 2011

LONTO BECANG


Ema............
Poli becang benta le Dewa'd ite
Kamping Sengaji
Jari agu Dedek

Ema..........
Na'as lami tawa agu wajak'm
Tiru's lami wintuk'm
Tingo's lami titong'm

Ema...........
Neka ba's sangged da'at dami anak'm
Neka pola's sangged mohas
Neka eko's ndekok pande dami

Ema............
Ami ngaji
Kamping Mori agu Ngara'N
Kudu sembeng eme weleng one kebe
Kudu dadang eme lako lupi ngampang

Ema...........
Paka gelang cumang agu cengka
Para Surga
Candang wakar'm le Adak
Ka'eng tedeng len
Baling racap wanang
De Mori Kraeng

Timika, Agustus 2011

05 September, 2010

Penggalan kenangan

WAKTU AKU KECIL

Ku ingat waktu aku kecil
Tinggal di desa yang terpencil
Kawanku kecil-kecil
Karena tumbuhnya kerdil

Sering diberi air tajin
Katanya biar rajin
Tak pernah dimandiin
Dakinya sangat asin

Senangnya main lumpur
Karena hujan sering mengguyur
Makannya cukup dengan sayur
Tak pernah diberi bubur

Perutnya pada buncit
Usus sering sembelit
Karena cacing pada menjerit
Sehingga sering keceprit


SEKOLAH DASAR

ku ingat waktu di sekolah dasar
anak-anaknya kasar
karena bergaul dengan orang-orang pasar
yang sering kesasar

walaupun anak-anaknya nakal
banyak orang dibuatnya kesal
tidak pernah pakai sendal
karena orangtua tak punya modal
tapi bukan anak bebal
karena cepat menyesal

bajunya pada dekil
sering main di batu kerikil
kelihatannya tengil
tapi akalnya seperti si kancil

rambut jarang di sisir
guru sering mengusir
sambil telinga diplintir
yang lain lari kaki terkilir

kami main bola kasti
tapi lebih sering bola kaki
biar sehat jasmani
agar jadi anak pandai

MENENGAH PERTAMA

seragam putih biru
tak lupa memakai sepatu
ayun langkah maju
ntuk meraup ilmu

kami tinggal di jalan pelajar
dalam asrama tanpa kamar

kawan tidur sejajar
saya lebih dulu terkapar
di atas lusuhnya tikar

aku mulai tumbuh kumis
melintang tipis
di atas bibirku yang manis
tapi kadang juga bau amis

aku mulai kenal pacar
namanya Sekar
di sekolahku dia tenar
karena anaknya pintar

hari sabtu pulang kampung
ambil singkong dan jagung
bawa ke asrama pake karung
kadang juga sarung

02 September, 2010

Kekuatan Doa

Untuk membiasakan anak-anaknya berdoa seorang bapak selalu mengajak mereka berdoa sebelum dan sesudah makan. Kalau bapak atau ibunya lupa maka anak-anaklah yang mengingatkan mereka. Anak yang pertama yang sudah cukup pandai berbicara sudah hafal betul penggalan kalimat doa yang sering diucapkan ayahnya, .....ya Tuhan, berkatilah makanan ini. Amin.
Sekali waktu mereka sekeluarga pergi tamasya ke sebuah taman yang terkenal dengan bunga-bungaannya. Sesampainya di lokasi mereka segera mencari tempat untuk menggelar tikar agar nyaman untuk bersantai sementara si anak tidak diperhatikan sehingga dia segera berlarian di taman itu tanpa ada yang mengawasinya. Sedang asyik-asyiknya dia bermain sendirian tiba-tiba seekor singa yang kelihatanya sangat lapar  datang untuk menerkamnya lalu si anak segera mengambil posisi doa, mata tertutup lalu : "ya Tuhan berkatilah makanan ini. Amin". Setelah selesai melafalkan doanya lalu perlahan-lahan dia membuka matanya dia melihat singa itu berjalan lenggak-lenggok meninggalkan dia.

30 Agustus, 2010

Nenekku Tina

Nenek Tina sudah tinggal bertahun-tahun bersama kami sudah tua tetapi masih semangat serta pendengarannya sudah mulai berkurang, dari cerita bapakku nenek Tina ditinggal mati oleh suaminya dan mempunyai seorang anak karena dia tidak mampu mengurusnnya maka keluarga pihak suaminya ambil alih serta nenek Tina diusir dari keluarga suaminya.Dia pulang ke kampung lalu bapakku menampungnya, kami sudah menganggapnya seperti nenek kami sendiri dan seingatku bapak atau ibukku tidak pernah memarahi nenek Tina mungkin karena nenek Tina disamping tidak banyak bicara juga rajin walaupun sudah tua.
Suatu pagi bapak menyuruhnya ke sawah untuk menghalau burung pipit yang hobinya makan padi karena padinya sudah mulai berisi. Jarak dari rumah ke sawah tidak terlalu jauh apalagi pada saat itu semua binatang piaraan terutama babi dan ayam yang tinggal sekitar rumah tidak pernah di kandang masih hidup bebas sekitar kampung.
"hah!", jawab nenek Tina pertanda apa yang diucapkan minta diulang. "ngo sili po'ong hau lami peti", bapak mengulangi ucapannya di depan wajah nenek Tina. "e......", lalu nenek Tina berangkat dengan penuh semangat.
 Kurang dari jam 12 siang bapak mengajak saya untuk mengantarkan makanan jatah nenek Tina. Mendekati sawah sesekali kami mendengar suara nenek Tina menghalau burung pipit. Setelah sampai di pinggir sawah apa yang bapak dan saya lihat jauh dari apa yang bapak harapkan. Nenek Tina benar-benar hanya menghalau burung pipit yang sesekali datang bergerombol sementara ayam berjejer di setiap pematang sawah sedang pesta pora makan padi sementara di pinggir sawah dan di beberapa pematang  babi sedang menjungkir balikkan batang padi dengan mulutnya (oncor) dan bahkan ada bagian pematang sawah sudah digulingkannya lalu menimpa batang padi. Bapak segera berteriak menghalau ayam-ayam tersebut lalu meraih batu melempari babi-babi yang sedang asyik menggali.  Setelah ayam-ayam dan babi-babi itu pergi, bapak menghampiri nenek Tina yang sedang duduk di bawah pohon kopi sambil jari tangannya mencari kutu di dalam rambutnya. Kelihatannya bapak marah : "Lopo!! co'o tara toe sik'd ela agu manuk sio bao?", dengan santainya nenek Tina menjawab seolah tak bersalah: "ae.....cala jera mai lami peti bo aku e..."



Lopo Tina......lopo Tina!

18 Juni, 2010

Bahasa Malaysia-nya aku cinta kamu.

Saya punya teman namanya Alo sedang naksir seorang gadis di kampung sebelah namanya Ela cuma Alo tidak berani mengatakan cinta maka saya sarankan untuk mengirim surat saja biar saya yang memberikannya kepada Ela.
"Ela kan tidak bisa baca", tanya Alo.
"Itu gampang, dia kan punya teman Lili yang baru pulang dari Malaysia", jawab saya meyakinkan Alo.
Surat pun ditulis lalu saya berikan pada Ela dan tak lupa saya bilang sama Ela minta tolong saja pada Lili untuk membacakan suratnya.
Suratpun dibalas sama Ela, satu lembar yang lebar tulisannya hanya satu kalimat yaitu : ba ba ba, bi bi bi.
Alo bingung! Saya pun lebih bingung, Apa maksudnya. Saya dan Alo penasaran lalu Alo menemui Ela menanyakan perihal isi surat kira-kira apa arti dan maksud dari kalimat yang ditulisnya.
 "ae... kata si Lili itu bahasa Malaysia", jawab Ela sambil menunduk pura-pura malu melintir ujung rambutnya.
"Artinya apa?" tanya Alo penasaran.
 "aku cinta kamu". jawab Ela sambil membenahi roknya yang tertiup angin
"OOOOOOOOOOhhhh", jawab Alo senang dan senang.

30 Mei, 2010

PUCEK

Di kampung saya obat tradisional yang paling terkenal dan manjur, bisa mengobati segala macam penyakit yaitu “pucek”. Bahan utama pucek yaitu kemiri dibakar sampai hangus lalu dihaluskan sampai berbentuk jelly, boleh dicampur dengan dedaunan tergantung jenis penyakit serta tingkat keparahan dari penyakit tersebut lalu dimasukkan lewat lubang anus (secara medis ada juga pengobatan seperti ini). Jarak beberapa rumah dari rumah kami ada sebuah rumah yang dihuni oleh dua bersaudara, kakaknya laki-laki namanya Rego dan adiknya perempuan namanya Umas keduanya tidak menikah sampai usia lanjut. Suatu ketika si kakak sakit, perut kembung dan sedikit buang-buang air maka obat yang paling manjur untuk jenis penyakit seperti ini adalah pucek. Si adik perempuan (Umas) tadi menyiapkan bahan untuk pucek lalu menyuruh si Rego untuk tidur miring kalo bisa lutut sampai ke dagu. Kerena cahaya lampu pelita kurang cukup serta si Umas kurang tajam penglihatannya maka dia mulai meraba-raba daerah sekitar pantat untuk mencari lubang anus tempat proses pucek dilakukan. Si Umas tidak segera menemukan lubang anus tetapi meraba sesuatu yang agak kenyal-kenyal yang keluar dari sela-sela pahanya si Rego maka dia pun bertanya sedikit kwatir : “de….Rego ru’u de hau so’o”, sambil mengoles ramuan untuk pucek. “Toe ta…… Umas ruha situ”, jawab Rego sambil menahan geli, Keduanya saling berdebat mengenai ru’u dan ruha tanpa terasa ramuan untuk pucek sudah habis dioleskan pada “ru’u” tidak di masukan pada tempat yang semestinya.

13 Mei, 2010

Perah susu sapi.

     Cerita ini terjadi di peternakan sapi perah. Setiap hari para pekerja di peternakan itu memeras susu sapi tentu saja demikian karena itu merupakan profesi atau pekerjaannya tetapi semakin lama semakin bosan dan jenuh dengan pekerjaanya sehingga susu yang dihasil selalu berkurang dari hari ke hari.
     Pemilik peternakan bingung dan bertanya dalam hatinya kenapa para pekerjanya seperti itu sehingga dia segera mencari akal agar para pekerjanya semangat lagi. Malam-malam dia mengambil sepidol lalu menyusup ke kandang di mana para sapi piaraanya sedang terlelap tidur lalu pelan-pelan dia menulis nama-nama artis cantik ibukota di setiap susu sapi.
     Keesokan paginya para pekerja mendatangi sapinya masing-masing untuk diperas susunya. Begitu mereka membaca tulisan di susu sapi ada Desi, Steffi, Cintya dan lain-lainnya dengan semangat 45 mereka memeras susu sapi sehingga menghasil susu segar 3 kali lipat dari biasanya. seorang pekerja kelelahan lalu duduk bersandar di tiang kandang sambil mengipas-ngipas, badan penuh keringat, matanya memandang sapi yang baru saja selesai diperas susunya sambil menggeleng-gelengkan kepala dia berkata: " adoh.... Desi!!  susumu oke juga".