Powered By Blogger

27 April, 2010

Kopi Tepung (kopi bubuk)

Pagi itu entah ada urusan apa ibu lalong menghilang saat bapak lalong bangun pagi untuk segera berangkat ke sawah membersihkan rumput yang tumbuh liar di pematang sawahnya. Bapak lalong ke dapur dia perhatikan tungku api tidak ada tanda-tanda kalau tadi pagi ibu lalong menyalakan api, tanpa memikirkan banyak hal lagi dia meraih perlengkapan ke sawah lalu melangkah ke luar, depan pintu keluar ada sebuah pensil mungkin terjatuh dari kantong plastik buku anaknya yaitu si lalong, dia meraih pensil tersebut lalu menulis sesuatu di daun pintu bagian luar dengan harapan kalau ibu lalong pulang di akan membaca tulisannya.
Sudah dua pematang sawah dibersihkannya dan tiga ekor katak ditangkapnya namun ibu lalong belum juga muncul sementara dahaga akan nikmatnya minum kopi semakin gencar menyerang batang tenggorokkan apalagi tadi pagi tidak sempat menikmati manisnya kopi seduhan ibu lalong membuat dada ini ingin meledak tetapi karena  bapak lalong ini di kampungnya terkenal dengan kesabarannya maka segera dia mengurungkan niatnya marah agar imej yang melekat pada dirinya tidak luntur maka diapun kembali meraih alat pemotong rumput
Melihat bapak lalong sedang serius memotong rumput di pematang sawah maka niat untuk menggoda dalam pikiran ibu lalong muncul. Dia raih sebuah batu lalu melempar dan jatuh kira-kira 3 meter di depan bapak lalong. Bapak lalong spontan kaget, berdiri melongok ke depan tengok kiri tengok kanan, sepih, tidak ada siapa-siapa, dalam hati bapak lalong menerka-nerka kira-kira siapa gerangan yang melakukan itu sebab kalau setan siang-siang begini tidak mungkin pasti malu sama siang. 
Di balik alang-alang ibu lalong geli menahan tawa melihat reaksi dari bapak lalong karena reaksi seperti itulah yang dia harapkan. Tak tahan menahan gelinya maka dia keluar dari persembunyiannya sambil ketawa cekikikan. Bapak lalong tak merespon ketawa-ketiwinya ibu lalong dia hanya menanyakan satu hal yaitu : kopi!!
"Kopinya mana? kan saya sudah tulis pesan di pintu, masa kamu tidak bisa baca percuma saja kamu sampai kelas enam SD", demikian sergah bapak lalong disela-sela salah tingkahnya ibu lalong.
Dalam hati ibu lalong bertanya sejak kapan bapak  lalong ini bisa menulis, makan sekolahan saja tidak pernah tetapi hari ini dia bisa menulis, "saya tidak melihat tulisan apa-apa di depan pintu" jawab ibu lalong di tengah-tengah kebingungannya memikirkan bapak lalong yang tiba-tiba bisa menulis. Tanpa memberi jawaban bapak lalong meraih tangan ibu lalong sedikit menyeret "ayo kita lihat di pintu". dan mereka pun berjalan tarik menarik.
Sampai depan pintu bapak lalong menunjuk-nunjuk  di daun pintu, "ini! kamu lihat ini, ini bacanya:  k o p i  t e p u n g", ibu lalong memperhatikan dengan cara seksama dan dalam tempo yang tidak jelas, karena memang tulisannya  tidak jelas hanya sekumpulan titik-titik tidak beraturan, daripada tragedi rumah tangga terjadi maka ibu lalong diam-diam menyusup ke dapur dengan penuh maklummmmm........

05 April, 2010

Mencuri ikan


Kami punya kolam ikan bersebelahan dengan kolam ikan milik tetangga hanya dibatasi oleh sebidang lahan  ditumbuhi pohon bambu yang rimbun. Kakak perempuan persis diatas saya  agak kador (nakal) sepulang sekolah dia ajak saya untuk mencuri ikan milik tetangga, "Iku ta ngo tako ikang dise Tinus tite ye!" (Iku kita mencuri ikannya Tinus ya).  Saya nurut saja karena makan ikan itu enak apalagi ikan hasil curian enaknya melebihi ikan milik sendiri atau ikan yang dibeli di pasar. Sampai di pinggir kolam kakakku tengok sana tengok sini kaki perlahan-lahan  turun ke dalam kolam berusaha sepelan mungkin agar tidak menimbulkan bunyi yang bisa membuat suasana kacau saya hanya menonton dari pinggir kolam melihat kakakku mulai menggiring ikan ke pinggir agar ikan-ikan itu masuk diantara rumput-rumput yang tumbuh menjulur ke dalam bak sehingga mudah menangkapnya. Kulihat kakakku mulai memasukan ikan ke dalam sarung yang dililitkan di pinggangnya yang sudah dipersiapkan sebelumnya, ikan-ikan itu bergerak-gerak dalam sarung berusaha melepaskan diri.
Tiba-tiba ada suara seperti batu dilemparkan ke dalam air dan suara itu datangnya dari sebelah yaitu dari arah kolam ikan kami, kakakku memberi isyarat kepadaku agar tetap tenang dan bicaranya agak pelan lalu bisik: " Am hi ema hitu lau bak dite mai arep remang teing mbe (mungkin bapak sedang motong rumput untuk kambing ), kakakku segera keluar dari dalam kolam lalu menggandeng tanganku menuju pohon bambu untuk bersembunyi sambil mengintip ke arah kolam kami apakah betul suara tadi adalah suara yang ditimbulkan oleh bapak, saya mengikuti gerak-gerik kakakku menunduk di bawah rimbunan pohon bambu dia menyingkap daun-daun bambu untuk mengintip. Apa yang kami saksikan jauh dari apa yang kami duga. Tinus dan saudaranya sedang menggiring ikan ke pinggir kolam persis seperti yang dilakukan kakakku dikolamnya Tinus tadi. "go...ise Tinus tako ikang dite's (ya....Tinus mencuri ikan di kolam kita)". Bingung! Mau teriak ada yang mencuri ikan tetapi kami sadar kami juga mencuri ikannya Tinus. 
 Saya lihat Tinus juga sedang tengok sana-tengok sini karena mendengar suara kayu patah yang diinjak kakakku lalu tidak berapa lama diapun keluar dari kolam dan meraih kantong plastik yang terletak di pinggir kolam tentu saja isinya pasti ikan. Kulihat Tinus dan saudaranya jalan terburu-buru tidak memperhatikan kondisi tanah di pinggir kolam yang labil sehingga Tinus terpeleset dan jatuh terjerembab ke dalam kolam  untung saja dia refleks memegang rumput yang tumbuh di pinggir kolam, melihat Tinus jatuh saya dan kakakku spontan tertawa geli sudah tak sadar kalau kami sedang bersembunyi, saya berusaha memegang mulutku sendiri menahan tawa tetapi karena dorongan untuk tertawa lebih kuat maka yang terjadi malah badanku gemetar menahan geli juga kakakku demikian.
"oe...! meu pasti tako ikang le bak dami ye! (oii...kamu pasti mencuri di kolam kami ya)", Tinus berteriak dari seberang kolam setelah membenah diri. "meu kole...tako ikang wa bak dami, ye....!"(kamu juga curi ikan di kolam kami, ye..!),

Saling  mencuri ikan.
Please dech!!!