Powered By Blogger

30 Agustus, 2010

Nenekku Tina

Nenek Tina sudah tinggal bertahun-tahun bersama kami sudah tua tetapi masih semangat serta pendengarannya sudah mulai berkurang, dari cerita bapakku nenek Tina ditinggal mati oleh suaminya dan mempunyai seorang anak karena dia tidak mampu mengurusnnya maka keluarga pihak suaminya ambil alih serta nenek Tina diusir dari keluarga suaminya.Dia pulang ke kampung lalu bapakku menampungnya, kami sudah menganggapnya seperti nenek kami sendiri dan seingatku bapak atau ibukku tidak pernah memarahi nenek Tina mungkin karena nenek Tina disamping tidak banyak bicara juga rajin walaupun sudah tua.
Suatu pagi bapak menyuruhnya ke sawah untuk menghalau burung pipit yang hobinya makan padi karena padinya sudah mulai berisi. Jarak dari rumah ke sawah tidak terlalu jauh apalagi pada saat itu semua binatang piaraan terutama babi dan ayam yang tinggal sekitar rumah tidak pernah di kandang masih hidup bebas sekitar kampung.
"hah!", jawab nenek Tina pertanda apa yang diucapkan minta diulang. "ngo sili po'ong hau lami peti", bapak mengulangi ucapannya di depan wajah nenek Tina. "e......", lalu nenek Tina berangkat dengan penuh semangat.
 Kurang dari jam 12 siang bapak mengajak saya untuk mengantarkan makanan jatah nenek Tina. Mendekati sawah sesekali kami mendengar suara nenek Tina menghalau burung pipit. Setelah sampai di pinggir sawah apa yang bapak dan saya lihat jauh dari apa yang bapak harapkan. Nenek Tina benar-benar hanya menghalau burung pipit yang sesekali datang bergerombol sementara ayam berjejer di setiap pematang sawah sedang pesta pora makan padi sementara di pinggir sawah dan di beberapa pematang  babi sedang menjungkir balikkan batang padi dengan mulutnya (oncor) dan bahkan ada bagian pematang sawah sudah digulingkannya lalu menimpa batang padi. Bapak segera berteriak menghalau ayam-ayam tersebut lalu meraih batu melempari babi-babi yang sedang asyik menggali.  Setelah ayam-ayam dan babi-babi itu pergi, bapak menghampiri nenek Tina yang sedang duduk di bawah pohon kopi sambil jari tangannya mencari kutu di dalam rambutnya. Kelihatannya bapak marah : "Lopo!! co'o tara toe sik'd ela agu manuk sio bao?", dengan santainya nenek Tina menjawab seolah tak bersalah: "ae.....cala jera mai lami peti bo aku e..."



Lopo Tina......lopo Tina!