Biasa... dalam rangka memeriahkan HUT RI selain upacara bendera pasti ada berbagai macam perlombaan. Salah satu jenis lomba yang paling digemari oleh bapak-bapak yaitu tarik tambang karena menyedot banyak peserta.
Pengalaman yang paling menggelikan saya dan terkadang senyum-senyum sendiri kalau mengingat lomba tarik tambang di Watu Alo (dulu masih perwakilan kec. Ruteng) mempertemukan desa Poco dan desa Satar Ngkeling (kampung Ting merupakan yang terbesar).
Babak pertama sama kuat karena baru beberapa detik tarik menarik talinya putus, para peserta dari kedua desa sama-sama jungkirbalik (tinggilanggang) tentu saja mengundang sorak tawa penonton, sementara pesertanya masing-masing memasang wajah meringis menahan perih dan malu karena pononton terpingkal-pingkal. Permainanya dilanjutkan kembali setelah para peserta sudah siaga kembali, babak kedua gagal lagi karena aba-aba belum sampai hitungan yang ke 3, peserta dari poco sudah menarik duluan, membuat peserta dari satar nkeling sebagiannya lari mengikuti tarikkan, yang lainnya jatuh kesandung kaki sendiri karena pegangannya kuat tetapi tenaga untuk menarik belum dikerahkan, yang lainnya berdiri santai karena begitu ditarik mereka segera melepasnya.
Kejadian itu membuat peserta dari satar nkeling berang, sehingga suasana panas, ada yang protes ke panitia tidak terima diperlakukan seperti itu, ada yang mau mengejar peserta dari poco, sementara pononton tidak ada tenaga untuk melerai karena mereka masih ketawa menyaksikan kejadian itu, untung saja panitia bisa mengatasi situasi itu serta memberikan usulan kepada kedua peserta, kalau tidak dilanjutkan maka hadiahnya untuk panitia, peserta dari poco memberikan hak sepenuhnya kepada peserta dari satar nkeling untuk memutuskan, dilanjutkan silahkan, tidak dilanjutkan silahkan.
Panitia memberikan waktu 5 menit kepada kedua peserta untuk beruding. Peserta dari Poco mengatur strategi bagaimana caranya agar tarik tambang ini segera berakhir dan kemenangan dapat diraih.
Kedua peserta sudah siaga kemali kuda-kuda dipasang, menunggu aba-aba, 1..2...3..!! 1 detik, 2 detik,.....10 detik, "pre.tt..ttt..pett, pett,pet" peserta paling depan dari desa poco, kentuk, yang lainnya tetap menarik tambang sekuat-kuatnya tidak terprovokasi oleh suara kentut, sementara........peserta dari desa satar ngkeling mendengar suara kentut langsung turun stamina dan ada yang lasung ketawa ngakak, ada yang tesipu, situasi ini dimanfaatkan oleh desa poco mengerahkan tenaga, dengan sekali sentakan saja peserta dari satar ngkeling terseret-seret melewati garis batas, masih ada sisa satu orang peserta yang berada diujung belakang tali tambang mencoba memegang tali setelah pulih dari sakit ketawanya, hanya 2 orang saja dari poco yang menariknya, langsung terseret melewati beberapa orang.
Singkat cerita Poco menang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar