Powered By Blogger

30 Mei, 2010

PUCEK

Di kampung saya obat tradisional yang paling terkenal dan manjur, bisa mengobati segala macam penyakit yaitu “pucek”. Bahan utama pucek yaitu kemiri dibakar sampai hangus lalu dihaluskan sampai berbentuk jelly, boleh dicampur dengan dedaunan tergantung jenis penyakit serta tingkat keparahan dari penyakit tersebut lalu dimasukkan lewat lubang anus (secara medis ada juga pengobatan seperti ini). Jarak beberapa rumah dari rumah kami ada sebuah rumah yang dihuni oleh dua bersaudara, kakaknya laki-laki namanya Rego dan adiknya perempuan namanya Umas keduanya tidak menikah sampai usia lanjut. Suatu ketika si kakak sakit, perut kembung dan sedikit buang-buang air maka obat yang paling manjur untuk jenis penyakit seperti ini adalah pucek. Si adik perempuan (Umas) tadi menyiapkan bahan untuk pucek lalu menyuruh si Rego untuk tidur miring kalo bisa lutut sampai ke dagu. Kerena cahaya lampu pelita kurang cukup serta si Umas kurang tajam penglihatannya maka dia mulai meraba-raba daerah sekitar pantat untuk mencari lubang anus tempat proses pucek dilakukan. Si Umas tidak segera menemukan lubang anus tetapi meraba sesuatu yang agak kenyal-kenyal yang keluar dari sela-sela pahanya si Rego maka dia pun bertanya sedikit kwatir : “de….Rego ru’u de hau so’o”, sambil mengoles ramuan untuk pucek. “Toe ta…… Umas ruha situ”, jawab Rego sambil menahan geli, Keduanya saling berdebat mengenai ru’u dan ruha tanpa terasa ramuan untuk pucek sudah habis dioleskan pada “ru’u” tidak di masukan pada tempat yang semestinya.

13 Mei, 2010

Perah susu sapi.

     Cerita ini terjadi di peternakan sapi perah. Setiap hari para pekerja di peternakan itu memeras susu sapi tentu saja demikian karena itu merupakan profesi atau pekerjaannya tetapi semakin lama semakin bosan dan jenuh dengan pekerjaanya sehingga susu yang dihasil selalu berkurang dari hari ke hari.
     Pemilik peternakan bingung dan bertanya dalam hatinya kenapa para pekerjanya seperti itu sehingga dia segera mencari akal agar para pekerjanya semangat lagi. Malam-malam dia mengambil sepidol lalu menyusup ke kandang di mana para sapi piaraanya sedang terlelap tidur lalu pelan-pelan dia menulis nama-nama artis cantik ibukota di setiap susu sapi.
     Keesokan paginya para pekerja mendatangi sapinya masing-masing untuk diperas susunya. Begitu mereka membaca tulisan di susu sapi ada Desi, Steffi, Cintya dan lain-lainnya dengan semangat 45 mereka memeras susu sapi sehingga menghasil susu segar 3 kali lipat dari biasanya. seorang pekerja kelelahan lalu duduk bersandar di tiang kandang sambil mengipas-ngipas, badan penuh keringat, matanya memandang sapi yang baru saja selesai diperas susunya sambil menggeleng-gelengkan kepala dia berkata: " adoh.... Desi!!  susumu oke juga".